Senin, 23 Januari 2012

distribusi lesi kulit


  1. bilateral: mengenai kedua sisi tubuh
  2. unilateral: mengenai salah satu sisi tubuh
  3. simetris: mengenai kedua sisi tubuh pada area yang sama
  4. soliter: hanya satu lesi
  5. herpetiformis: berupa vesikel bergerombol
  6. konfluens: dua lesi atau lebih menjadi satu
  7. lokalisata: beberapa lesi terlokalisisr, kurang dari 40% luas permukaan tubuh
  8. regional: mengenai regio/ area tertentu dari tubuh, 40-70% luas permukaan tubuh
  9. generalisata: tersebar pada sebagian besar tubuh, 70-90% luas permukaan tubuh
  10. universal: lesi tersebar di seluruh/hampir seluruh permukaan tubuh, 90-100% luas permukaan tubuh

Kamis, 12 Januari 2012

ADHD (attention defisit hiperactivity disorder)

atau disebut juga dengan GPPH (gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas)

dengan gejala:
1. tidak dapat memusatkan perhatian
a. tidak dapat konsentrasi dalam waktu lama
b. mudah terpengaruh oleh stimulus lain
c. tidak mampu menyelesaikan tugas/permainan
d. tidak mampu mematuhi instruksi
e. sulit menata kembali mainannya

2. impulsivitas
a. selalu berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lain
b. suka menyela pembicaraan atau giliran
c. cepat mengambil kesimpulan sebelum selesai mendapat informasi

3. hiperaktivitas
a. selalu bergerak tanpa lelah
b. tidur bergerak dan tidak dapat tenang
c. suka memanjat-manjat
d. anak tidak bisa duduk tenang

jika ada gangguan pemusatan perhatian tidak disertai dengan hiperaktivitas, maka disebut dengan GPP= ganguan pemusatan perhatian tanpa disertai hiperaktif. Anak cenderung tampak lamban, pelamun, pengantuk, dan kurang bisa bergaul.

Autis

Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh adanya kelainan perkembangan yang muncul sebelum usia 3 tahun.

Dengan gejala sebagai berikut:
1. gangguan interaksi sosial
a. menolak atau menghindar untuk bertatap muka, walau untuk jangka pendek.
b. tidak menoleh bila dipanggil, namun tidak tuli.
c. menolak untuk dipeluk
d. tidak ada usaha untuk berinteraksi dengan orang lain
e. bila didekati justru menjauh

2. gangguan komunikasi verbal dan non verbal
a. terlambat bicara atau tidak dapat bicara
b. mengeluarkan kata-kata yang tidak dimengerti orang lain
c. meniru atau membeo (ekolalia)
d. dapat meniru nyanyian atau nada tanpa tahu artinya.
e. suara monoton atau datar

3. gangguan dalam bidang perilaku, dapat berlebihan atau kurang
a. perilaku berlebihan: hiperaktif motorik, tidak bisa diam, melompat, berlari, dsb.
b. perilaku berkurang: duduk diam, tatapan mata kosong, bermain monoton, diulang-ulang, terpaku pada satu hal, berperilaku ritualistik.

4. gangguan dalam bidang perasaan/emosi
a. tidak ada/kutangnya empati pada anak lain
b. tertawa sendiri, menangis, atau marah tanpa sebab
c. sering mengamuk tak terkendali (bisa agresif, bisa destruktif

5. gangguan dalam persepsi sensoris
a. mencium-cium, menjilat, atau menggigit benda yg dipegangnya
b. bila mendengar suara keras menutup telinga
c. tidak menyukai rabaan atau pelukan
d. merasa tidak nyaman bila menggunakan pakaian dari bahan tertentu yang agak tebal.

Down Syndrome

Sindrom down disebabkan oleh adanya kelebihan kromosom 21 (trisomi 21). Terjadi penyimpangan perkembangan fisik maupun susunan syaraf pusat, juga tingkat kecerdasan terbatas. Diperkirakan lahir pada ibu yg usianya >35 tahun. Prevalensi 1/1000 kelahiran.

Faktor penyebab sindrom down:
1. genetik/keturunan
2. infeksi saat ibu hamil
3. umur ibu >35tahun
4. umur ayah tidak mempunyai korelasi

Deteksi dini sindrom down:
perhatikan gejala-gejala
1. kelainan mata dan alis yg khas seperti ras mongoloid
2. mulut terbuka, bibir tebal
3. lidah terjulur
4. tangan dan kaki pendek dan lebar
5. kelemahan otot
6. single palmar crease" pada tangan kanan dan kiri.

gangguan pembicaraan

macam-macam gangguan pembicaraan:

a. remming, pembicaraan lambat. Biasanya terjadi pada pasien depresi.
b. blocking, penghentian secara tiba-tiba dari pembicaraan, biasanya di tengah kalimat. Pasien tidak bisa menerangkan terjadinya gangguan tersebut.
c. mutisme, pasien menolak untuk berbicara oleh sebab yg disadari maupun tidak disadari.
d. poverty of speech, terbatasnya jumlah pembicaraan. Biasanya terbatas satu-dua kata. Kuantitasnya menurun dan tidak spontan. Pembicaraan yg tidak spontan yaitu suatu jawaban yang hanya diberikan bila ditanya, tidak ada inisiatif sendiri untuk berbicara.
e. gagap (stuttering), pengulangan atau perpanjangan dari bunyi suku kata.
f. Neologisme, penemuan kata-kata baru, yg mempunyai arti khusus bagi pasien.
g. word salad, campuran antara kata-kata dan susunan kalimat yg tanpa arti.
g. sirkumtansial, terlalu banyak gagasan-gagasan yg dihubungkan. Pasien berputas-putar dalam pembicaraan. Pasien kesulitan mengungkapkan inti dari pembicaraan.
h. tangensial, pembicaraan menyimpang dari gagasannya, membentuk gagasan baru dan tidak kembali. Biasanya ini merupakan usaha pasien untuk mengalihkan pembicaraan.
i. Stereotipi, pengulangan menetap dari setiap pola pembicaraan.
j. irelevansi, jawaban yg tidak serasi dengan pertanyaan.
k. inkoherensi, jalan fikiran tidak mengikuti ukuran yg logis dan pembicaraan pasien tidak bisa dimengerti orang lain.
l. logorrhoe, pembicaraan yg berlebihan, berhubungan, dan logis.
m. flight of idea, pembicaraan denganarus cepat, melompat dengan cepat dari satu topik ke topik lainnya.
n. ekolalia, pengulangan kata-kata atau ungkapan yg diucapkan oleh seseorang. Mungkin diucapkan dengan nada yg mengejak.
o. aphasia, istilah umum gangguan berbahasa yg disebabkan oleh kerusakan otak.
p. aphonia, ketidakmampuan untuk menghasilkan suara akibat gangguan organik.

phobia

phobia adalah ketakutan yg patologis terhadap rangsangan atau situasi tertentu yg cenderung tidak berbahaya. Bersifat persisten, dan timbul proses pemindahan konflik batin (tidak disadari) ke objek eksternal. Hal ini mengakibatkan dorongan keinginan untuk menghindari rangsangan yang menakutkan tersebut.

jenis-jenis phobia di antaranya:
a. phobia simpleks, ketakutan yg terbatas pada objek atau situasi tertentu. Misalnya takut pada jarum, atau bulu ayam, dsb.
b. phobia sosial, takut dipermalukan atau dihina di muka umum, seperti takut untuk berbicara, tampil, atau makan di muka umum.
c. akrophobia, takut di tempat yang tinggi
d. agoraphobia, takut berada di tempat luas dan terbuka, takut meninggalkan rumah
e. klaustrophobia, takut berada di tempat tertutup atau sempit.
f. algophobia, takut menyaksikan orang menderita sakit (nyeri)
g. xenophobia, takut terhadap orang asing.
h. aerofobia, takut terbang atau naik ke angkasa
i. afephobia, takut dipegang atau dipeluk
j. zoophobia, takut terhadap binatang yang tidak berbahaya.
k. hematophobia, takut darah
l. pyrophobia, takut api
m. nyctophobia, takut gelap
n. cenophobia, takut ruangan kosong

Retardasi Mental

Retardasi mental diartikan sebagai suatu kondisi berhentinya atau tidak lengkapnya perkembangan mental. Khas ditandai dengan adanya gangguan keterampilan pada tingkat intelegensi secara keseluruhan, yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial.

Fungsi intelektual secara umum di bawah normal. Bisa terjadi saat lahir atau pada masa perkembangan anak. Kemampuan belajar, penyesuaian sosial, dan proses pematangan terganggu dan sering disertai gangguan emosi.

Derajat retardasi menurut IQ:
1. retardasi mental ringan (IQ 50-69)/ debil
Atau setara dengan anak umur 9-12 tahun. Jika sudah dewasa, banyak yang bisa bekerja dan mempertahankan hubungan sosial serta berperan di masyarakat. Beberapa segi pelajaran akan lambat dan membutuhkan latihan yang sistematis.

2. retardasi mental sedang (IQ 35-49)/ imbesil
Atau setara dengan anak umur 6-9 tahun. Pada kelompok ini terdapat keterlambatan perkembangan yang nyata. Mereka masih dapat belajar beberapa tahap kemandirian dalam memelihara diri sendiri dan menjalin hubungan dengan orang lain. Bila dewasa mereka akan membutuhkan dukungan untuk bekerja dan hidup di masyarakat.

3. retardasi mental berat (IQ 20-34)
atau setara dengan anak umur 3-6 tahun. Kelompok ini dapat menjalani latihan atau rehabilitasi tertentu. Mereka tetap akan membutuhkan dukungan terus menerus dan tetap tergantung pada orang lain.

4. retardasi mental sangat berat (IQ <20)
atau setara dengan anak umur di bawah 3 tahun. Kelompok ini mempunyai kemampuan yg sangat terbatas dalam bergerak, memelihara diri, dan pengendalian (BAB dan BAK). Mereka butuh didampingi seumur hidup.

retardasi mental tipe klinis:
a. Down syndrome
b. hidrosephalus
c. makrosephalus
d. mikrosephalus

Faktor penyebab retardasi mental
1. Genetik/herediter
2. prenatal: ibu terkena TORCH, keracunan, trauma, kurang gizi, napza, alkoholik
3. natal/saat kelahiran: Lahir dengan forcep/vacuum, asfiksia, pramatur, BBLR (<2500 gr)
4. post natal/sesudah lahir: trauma, infeksi otak, kejang, demam, kurang gizi

insomnia

insomnia adalah suatu gangguan tidur atau perubahan yang nyata pada pola tidur.

Macam-macam insomnia:
1. initial insomnia, kesulitan untuk masuk tidur. Biasanya terjadi pada orang dengan anxietas.
2. middle insomnia, bangun pada tengah malam dan dapat tidur lagi dengan susah payah. Biasanya terjadi pada orang dengan depresi.
3. late insomnia, bangun terlalu pagi dan tidak dapat tidur kembali. Biasanya terdapat pada orang dengan depresi.

Macam-macam obat anti insomnia

sinonim: Hypnotics

1. Golongan Benzodiazepine
a. Nitrazepam
b. Triazolam
c. Estazolam

2. Non-benzodiazepine
a. Chloral hydrate
b. Phenobarbital

Macam-macam obat anti anxietas

sinonim: Psycholeptics, minor tranquillizers, anxiolytics

1. Golongan benzodiazepin
a. Diazepam
b. Bromazepam
c. Lorazepam
d. Oxazolam
e. Alprazolam
f. Chlordiazepoxide

2. Non-benzodiazepine
a. Buspirone
b. Sulpiride
c. Hydroxyzine

macam-macam obat anti mania

sinonim: antimanics, mood stabilizers

1. Profilaksis mania
a. Lihium carbonate

2. Mania akut
a. Haloperidol
b. Carbamazepine
c. Valproic acid
d. Divalproex Na

Macam-macam obat anti depresi

sinonim: thymoleptics, anti depresan

1. Golongan trisiklik
a. Amitriptilin
b. Imipramine
c. Clomipramine

4. Golongan tetrasiklik
a. Maprotiline
b. Mianserin

3. Golongan MAOI (Mono amino axydase inhibitor)
a. Moclobemide

4. Golongan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor)
a. Fluvoxamine
b. Fluoxetine
c. Citaploram
d. Setraline
e. Paroxetin

Macam-macam obat anti psikosis

sinonim: neuroleptik, mayor tranquillizers

1. Obat anti psikosis tipikal
a. chlorpromazine
b. perphenazine
c. trifluoperazine
d. Fluphenazine
e. Thioridazine
e. Haloperidol

2. Obat anti psikosis atipikal
a. Aripiprazole
b. Clozapine
c. Olanzapine
d. Quetiapine
e. Risperidon
f. Sulpiride